Example floating
Example floating
Uncategorized

Pemkab Gelar Rakor Lintas Program Turunkan AKI, AKB Dan Stunting

Avatar photo
146
×

Pemkab Gelar Rakor Lintas Program Turunkan AKI, AKB Dan Stunting

Sebarkan artikel ini

PROBOLINGGO_C7. Com

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar rapat koordinasi (rakor) lintas program dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting di Kabupaten Probolinggo, Kamis (17/10/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo ini diikuti oleh 410 peserta terdiri dari 33 Kepala Puskesmas, 33 Bidan Koordinator, 46 Petugas Gizi, 265 bidan di desa serta Fasilitator Emo Demo Kabupaten Probolinggo.

Rakor bertema “Bermain Cerdas: Bergerak Bersama Dalam Intervensi Untuk Cerdaskan Anak di Kabupaten Probolinggo” ini dihadiri oleh Pj Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo Hj. Rita Erik Ugas Irwanto, Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo dan narasumber dari dokter spesialis anak dari RSUD Tongas.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo mengatakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama. “Kami perlu memastikan komunikasi dan koordinasi yang baik antara petugas kesehatan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi serta mengatasi stunting,” ujarnya.

Hariawan menerangkan secara umum kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehtan pada ibu dan anak di Kabupaten Probolinggo. “Secara khusus bertujuan terciptanya komunikasi dan koordinasi yang efektif anatar petugas dalam membrikan layanan, turunnya jumlah kematian ibu, bayi dan stunting serta terintegrasinya layanan sesuai dengan siklus kehidupan,” jelasnya.

Lebih lanjut Hariawan menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan sedang melaksanakan transformasi dalam layanan kesehatan, berfokus pada percepatan penurunan AKI, AKB dan stunting. Pendekatan ini menekankan pentingnya integrasi layanan kesehatan di berbagai tingkat dan mempromosikan upaya preventif.

“Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen lintas sektor. Kita semua harus berkolaborasi untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu dan bayi serta stunting,” tambahnya.

Sementara Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto mengatakan kegiatan ini sangat dibutuhkan, karena masalah ini harus diselesaikan bersama. Dimana kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Dengan demikian, pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

“Di Kabupaten Probolinggo, data kematian ibu tahun 2023 sampai September sebanyak 17 kasus. Sedangkan tahun 2024 sebanyak 15 kasus dengan penyebab kematian ibu karena penyakit, penyebab langsung hanya 30%. Jumlah kematian bayi tahun 2023 hingga September sebanyak 171 bayi dan tahun 2024 sebanyak 159 bayi. Sedangkan jumlah anak yang stunting hingga Juni 2023 sebanyak 9.552 anak dan tahun 2024 sebanyak 8.431 anak,” katanya.

Menurut Rita Erik, berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Probolinggo masih mempunyai masalah di kesehatan ibu dan anak. Hal ini harus diselesaikan dengan sungguh-sungguj mulai dari garda yang paling depan yaitu bidan di desa.

“Bidan di desa tidak bisa menyelesaikan sendiri tentunya membutuhkan kolaborasi dengan program yang lain yaitu dengan petugas gizi dan dokter. Kehadiran petugas kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan edukasi dan promosi kesehatan,” terangnya.

Lebih lanjut Rita Erik menegaskan dalam siklus hidup merupakan rangkaian kejadian yang berulang secara tetap dan teratur yang menunjukan suatu perkembangan individu makhluk hidup sejak dilahirkan sampai akhir pertumbuhannya.

“Untuk itu dalam memberikan layanan harus berkesinambungan mulai dari bayi, balita, remaja, ibu hamil, melahirkan sampai dengan lansia harus saling koordinasi dalam melakukan pelayanan sehingga tidak terputus di satu layanan. Petugas harus tahu dan memahami tugas dan fungsinya masing -masing,” tegasnya.

Rita Erik menjelaskan rakor ini menegaskan komitmen kita untuk bergerak bersama dalam melakukan intervensi dalam penurunan jumlah kematian ibu, kematian bayi serta stunting di Kabupaten Probolinggo.

“Kesimpulannya harus ada komunikasi dan koordinasi yang intens anatara kepala puskesmas dan pelaksana program, melakukan evaluasi tiap minggu terkait progress pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pemenuhan gizinya, melakukan monev ke posyandu, polindes dan pustu serta melakukan edukasi dan promosikan kesehatan pada masyarakat,” pungkasnya. ( red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *