MERAUKE_C7.com
Di tengah derasnya berita-berita negatif di media sosial, kisah inspiratif ini hadir bak oase di padang pasir. Seorang anggota Polri dari Merauke, Briptu Alex Rumangun, membuktikan bahwa tugas polisi bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga membangun harapan di pelosok negeri. Minggu (27/04/2025).
Kisah bermula dua tahun lalu, di Kampung Rawa Biru, wilayah perbatasan Indonesia–Papua Nugini. Saat mengunjungi kampung tersebut bersama keluarganya, Briptu Alex bertemu dengan Kristofer, seorang pemuda sederhana yang dengan penuh semangat berbagi tentang mimpinya: menjadi prajurit TNI.
Melihat keterbatasan yang menghalangi langkah Kristofer, Briptu Alex tak tinggal diam. Ia mengambil langkah kecil namun penuh makna — mengangkat cerita Kristofer ke media sosial. Dengan hati tulus, ia berharap dunia luar bisa mendengar mimpi pemuda Rawa Biru itu.
Usaha Alex tak sia-sia. Unggahannya di TikTok akhirnya menarik perhatian Letkol Inf Johny Nofriady, S.E., M.Han., Komandan Kodim 1707/Merauke, sosok pemimpin yang dikenal dekat dengan rakyat. Lewat kolom komentar, Letkol Johny langsung menawarkan bantuan: mengundang Kristofer untuk dibimbing dan dipersiapkan mengikuti seleksi masuk TNI.
Tanpa menunggu lama, Briptu Alex menjemput Kristofer dari kampung dan membawanya ke Makodim 1707/Merauke. Di sana, dengan pembinaan intensif, Kristofer kini menapaki jalan nyata menuju cita-citanya.
“Saya hanya ingin menjadi suara bagi adik-adik kita yang punya mimpi besar tapi belum menemukan jalannya,” ujar Briptu Alex dengan kerendahan hati.
Kisah ini adalah potret nyata dari wajah Polri yang penuh kasih dan perhatian. Briptu Alex Rumangun bukan hanya menjalankan tugasnya sebagai aparat negara, melainkan juga menjadi jembatan harapan bagi masa depan anak bangsa, di tempat di mana jalan menuju mimpi kerap tertutup keterbatasan.
Di balik seragamnya, Briptu Alex mengajarkan kita satu hal penting: kebaikan sekecil apa pun, bila dilakukan dengan ketulusan, bisa mengubah nasib seseorang. Dan hari ini, di tanah perbatasan Merauke, sebuah mimpi sedang dirajut — berkat tangan hangat seorang polisi humanis. (*)
