MERAUKE_C7.com
Kepala Inspektorat Daerah Provinsi Papua Selatan, Sucahyo Agung Dwi Arianto, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kiprah Muhammadiyah yang dinilai konsisten berkontribusi di berbagai bidang strategis. Apresiasi ini disampaikannya saat mewakili Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, dalam acara pengukuhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Papua Selatan masa bakti 2022–2027, sekaligus peresmian Klinik PKU Muhammadiyah Merauke, Sabtu (28/6/2025).
Pengukuhan dilakukan langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarta. Tiga agenda besar ini berlangsung di kompleks Klinik PKU Muhammadiyah Merauke, dan dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah.
Dalam sambutannya, Sucahyo menegaskan peran sentral Muhammadiyah sebagai ormas yang tidak hanya besar secara struktur, tetapi juga nyata kontribusinya di sektor pendidikan, kesehatan, hingga sosial ekonomi.
“Program-program Muhammadiyah sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Papua Selatan: bermartabat, damai, sehat, cerdas, dan sejahtera,” ujar Sucahyo.
Ia juga menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap pengukuhan kepengurusan Muhammadiyah dan Aisyiyah wilayah Papua Selatan.
“Kami ucapkan selamat atas pengukuhan dan peresmian Klinik PKU Muhammadiyah Merauke. Ini bagian dari kolaborasi strategis membangun Papua Selatan yang lebih baik,” lanjutnya.
Klinik PKU Muhammadiyah Diresmikan, Bukti Nyata Amal Usaha
Klinik PKU Muhammadiyah Merauke resmi dibuka dan menjadi bagian dari amal usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan. Ketua PWM Papua Selatan, Jufri Thamrin, dalam sambutannya menyebut, sejarah panjang pelayanan sosial Muhammadiyah menjadi inspirasi utama pembangunan fasilitas ini.
“Nama PKU ini bukan hal baru. Dulu dikenal dengan PKO—Penolong Kesengsaraan Oemoem, kini menjadi Pembina Kesejahteraan Umat,” kata Jufri.
Ia menegaskan bahwa klinik ini lahir dari semangat gotong royong, tidak hanya oleh Muhammadiyah, tetapi juga pihak-pihak lain termasuk Nahdlatul Ulama (NU).
“Ini bukan milik pribadi, bukan milik perusahaan, tapi milik Persyarikatan Muhammadiyah. Klinik ini untuk semua masyarakat, tanpa memandang agama atau latar belakang,” ujarnya.
Tantangan Geografis Tak Menyurutkan Semangat Aisyiyah
Ketua PWA Papua Selatan, Rini Lestari, mengaku menyadari beratnya amanah yang diemban, terutama dalam menghadapi tantangan geografis Papua Selatan yang sulit dijangkau.
“Tugas utama saya membentuk tiga pimpinan daerah di Boven Digoel, Mappi, dan Asmat. Wilayahnya berat, biayanya mahal, tapi insya Allah dengan semangat dan komitmen seluruh anggota Aisyiyah, bisa kita jalani,” ujarnya optimistis.
Muhammadiyah Siap Perkuat Struktur Organisasi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarta, menyampaikan bahwa pengukuhan PWM dan PWA Papua Selatan adalah bentuk penyesuaian struktur organisasi Muhammadiyah seiring pemekaran wilayah.
“Muhammadiyah hadir di Merauke sejak 1930-an. Tapi untuk tingkat wilayah, baru hari ini kita kukuhkan secara resmi,” ujar Agung.
Ia menekankan pentingnya peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang rahmatan lil alamin.
“Manfaat Muhammadiyah harus dirasakan semua kalangan, bukan hanya anggota atau umat Islam,” tegasnya.
Pemkab Merauke: Klinik PKU Jawab Tantangan Kesehatan
Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah, turut menyampaikan apresiasi atas peresmian Klinik PKU Muhammadiyah yang dinilainya sebagai jawaban atas tantangan sektor kesehatan di wilayah tersebut.
“Selamat dan sukses atas pengukuhan serta berdirinya Klinik PKU. Ini adalah wujud nyata solusi terhadap tantangan layanan kesehatan yang semakin kompleks,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan ormas seperti Muhammadiyah.
“Kami tidak bisa kerja sendiri. Pembangunan butuh sinergi. Pelayanan terbaik adalah yang dilakukan bersama, dengan hati yang sama,” ucapnya.
Pemerintah berharap, Klinik PKU Muhammadiyah Merauke mampu memberikan layanan inklusif dan profesional, menjadi garda terdepan amal usaha kesehatan di Papua Selatan. (*)